4 Makanan Khas. Kebudayaan di lampung juga tidak terlepas dari makanan khasnya yang luar biasa enak. Beberapa jenis kuliner khas Lampung di antaranya adalah Seruit, Tempoyak, Sambal Lampung, dan Lapis Legit. Semua jenis kuliner tersebut hampir pernah didengar oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Papua barat yang dulu dikenal dengan nama Irian Jaya adalah bagian dari pulau Papua Nugini dan juga merupakan wilayah Indonesia paling timur. Wilayah Papua mencakup beberapa pulau kecil di sekitarnya termasuk pulau Biak. Sebagian besar wilayahnya tertutupi hutan lebat yang menjadi habitat beberapa hewan endemik Indonesia seperti cendrawasih, tapir, dan kasuari. Terdapat suku pedalaman yang masih tinggal di dalam hutan seperti suku Dani yang tinggal di lembah Baliem, meski sebagian besar populasi Papua tinggal di sekitar pesisir hasil penelitian, ada sekitar 700-an bahasa daerah terdapat di Papua dan ada kurang-lebih 200 bahasa tradisional yang masih aktif digunakan termasuk bahasa Dani, Yali, Ekari, dan Biak meski yang paling luas dipakai untuk berkomunikasi oleh masyarakat Papua adalah Bahasa banyak budaya khas Papua yang menarik untuk dibahas. Disamping tradisi dan bahasa yang berbeda antara suku yang tinggal di daerah pegunungan dan yang tinggal di daerah pesisir pantai, penduduk papua memiliki upacara adat, pakaian, dan rumah tradisional yang merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang selama ribuan tahun yang terus dijaga hingga saat terkaitKebudayaan Nangroe Aceh DarussalamKebudayaan LampungKebudayaan Sumatera SelatanKebudayaan MinangkabauKebudayaan PacitanKebudayaan Sunda1. Bakar BatuBiasanya Bakar Batu diadakan ketika menyambut tamu penting atau pesta pernikahan. Bakar Batu juga dilaksanakan ketika menutup musim panen sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta atas hasil panen yang melimpah. Dinamakan Bakar Batu karena di dalam perayaan ini, suku-suku di Papua memasak makanan yang menjadi hidangan pesta dengan cara membakarnya dengan batu dimulai dengan menyalakan api secara tradisional, yaitu menggesek rotan ke atas kayu hingga memercikkan api. Api tersebut akan digunakan untuk membakar batu hingga batu tersebut cukup panas. Batu ini yang kemudian disusun sedemikian rupa di dalam lubang yang telah disediakan lalu ditumpuk di atasnya bahan makanan seperti ubi dan babi yang akan ditutup lagi oleh batu-batu panas dan ditutupi oleh rumput-rumputan agar panas tetap berada di dalam dan membakar makanan hingga suku memiliki sebutan tersendiri yang merujuk pada upacara adat ini. Seperti halnya masyarakat Paniai yang menggunakan kata mogo gapii atau warga di Wamena yang menyebutnya dengan sebutan kit oba isago. Namun istilah yang paling umum digunakan adalah Potong JariYakuza bukanlah satu-satunya kelompok masyarakat dunia yang memiliki tradisi potong jari. Namun berbeda dengan Yakuza yang memotong jari ketika mereka gagal dalam melaksanakan misi, masyarakat Papua melakukan tradisi ini ketika mereka kehilangan anggota adat mewajibkan keluarga yang kehilangan untuk memotong jarinya karena untuk beberapa suku di Papua, mereka menganggap jari sebagai representasi anggota keluarga. Ketika seseorang kehilangan satu anggota keluarga maka secara otomatis mereka juga harus kehilangan satu dilihat dari perspektif modern, tentu tradisi potong jari adalah tradisi yang sangat ekstrim dan tidak seharusnya masih dilakukan. Oleh karena perubahan zaman juga, tradisi ini mulai ditinggalkan dan semakin dilupakan oleh suku-suku di Kayu UkirTidak banyak yang tahu jika ukiran kayu Indonesia yang mendunia bukan hanya berasal dari kota Jepara tapi juga dari daerah timur nusantara, lebih tepatnya suku Asmat yang mendiami teluk Flamingo. Selama ribuan tahun, pemahat kayu dipandang sebagai profesi yang terhormat di kalangan suku kayu rumit yang dipahat secara alat-alat tradisional menjadi ciri khas yang menarik minat wisatawan dunia. Peralatan yang digunakan pun masih sangat sederhana, seperti kapak yang terbuat dari batu, tulang binatang dan kulit kerang. Nilai estetika yang tinggi menjadikan kerajinan ini dijual dengan harga yang sangat tinggi. Tidak hanya dari segi estetis, ukiran kayu Asmat memiliki empat fungsi kultur, diantaranyaPerwujudan arwah nenek moyang;Ungkapan perasaan senang atau sedih;Simbol-simbol religi seperti manusia, hewan, tumbuhan dan berbagai objek lain;Simbol keindahan dan kearifan terkaitMotif Seni Ukir NusantaraSeni Rupa 3 DimensiBudaya Indonesia yang MenduniaKebudayaan Nusa Tenggara Timur4. KotekaMungkin ini adalah karya budaya Papua yang paling dikenal luas oleh masyarakat dunia. Koteka adalah pakaian tradisional masyarakat Papua yang digunakan sebagai penutup kemaluan lelaki dewasa beberapa suku di Papua. Namun begitu, tidak semua suku di Papua memakai koteka. Koteka hanya digunakan oleh beberapa suku yang tinggal di pegunungan, sementara untuk penduduk yang tinggal di daerah pesisir pantai lebih memilih moge sebagai pilihan berbusana, sejenis cawat yang berbentuk dikenakan oleh anak lelaki yang telah menginjak umur 5 tahun. Bukan hanya sebagai pakaian, koteka juga sebuah perlambangan strata sosial masyarakat papua. Semakin tinggi status atau jabatan seseorang maka dia berhak untuk mengenakan koteka dengan ukuran yang lebih besar. Untuk para raja atau kepala suku, koteka yang mereka kenakan khusus merupakan turun temurun dari pendahulu mereka Pakaian Adat WanitaAda banyak jenis pakaian tradisional wanita yang bisa ditemukan di Papua, hampir tiap suku memiliki baju adatnya masing-masing. Meski begitu, kebanyakan pakaian ini terbuat dari bahan yang sama diambil dari serat-serat tumbuhan yang dikeringkan yang kemudian dirangkai menjadi semacam rok untuk menutupi tubuh bagian yang digunakan di pakaian juga relatif tidak begitu rumit, hanya bentuk-bentuk seperti bulatan dan kotak yang tersusun secara geometris. Biasanya ditambahkan beberapa hiasan kepala sebagai asesoris yang terbuat dari bulu-bulu binatang seperti burung tidak banyak namun beberapa suku di Papua juga dikenal dengan kerajinan kain tenunnya. Warna-warna yang digunakan tidak begitu variatif hanya coklat, merah, hitam atau kuning karena masih menggunakan pewarna alami dari getah terkaitUnsur-unsur KebudayaanTarian tradisional Sumatera BaratSejarah Wayang GolekKebudayaan BatakKarakteristik Kebudayaan6. Rumah Tradisional HonaiArsitektur rumah tradisional Honai didesain khusus untuk melawan cuaca pegunungan Papua yang dingin. Ruangan rumah dibuat tidak terlalu besar dengan tinggi rumah mencapai 2-2,5 meter dengan sebuah pintu dan tanpa jendela. Seluruh dinding rumah dibangun dari potongan kayu dengan atap yang disusun dari jerami kering tebal. Ditengah rumah terdapat tungku perapian yang biasa digunakan untuk memasak atau sekedar menghangatkan suhu sendiri dibagi menjadi 3 jenisHonai, rumah yang diperuntukan untuk kaum priaEbei, rumah yang diperuntukan untuk kaum wanitaWamai, rumah yang dijadikan kandang babiHonai memiliki fungsi lebih dari sekedar tempat tinggal. Honai digunakan masyarakat Papua sebagai tempat berkumpul, mendidik anak-anak sebagai generasi penerus dan pada zaman dahulu juga digunakan sebagai tempat mengatur strategi jika terjadi perang antar suku. ReadOr Download Gallery of feature budaya indonesia - Budaya Daerah | wisata budaya, budaya kita budaya, belajar budaya indonesia sumatera utara youtube, jadwal dan tahapan penyusunan rencana kerja pemerintah daerah dan, 5 Pakaian Adat Papua Barat Beserta Keunikan dan Penjelasannya Lengkap dengan Gambar – Papua adalah salah satu pulau di Indonesia yang saat ini memiliki 6 provinsi. Provinsi-provinsi pulau Papua terdiri dari Papua Barat, Papua Selatan Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Setiap provinsi Papua memiliki adat istiadat, kebudayaan dan baju adatnya masing-masing. Di postingan kali ini, Mamikos akan membahas tentang pakaian adat Papua Barat. Jadi, mari baca hingga selesai! Mengenal Tentang Pulau Papua Daftar IsiMengenal Tentang Pulau Papua Keunikan Papua Barat Wilayah IndonesiaPenjelasan Pakaian Adat Papua Barat Beserta Keunikan1. Pakaian Adat Papua Holim2. Pakaian Adat Sali3. Pakaian Adat Ewer4. Pakaian Adat Yokal5. Pakaian Adat Serui Daftar Isi Mengenal Tentang Pulau Papua Keunikan Papua Barat Wilayah Indonesia Penjelasan Pakaian Adat Papua Barat Beserta Keunikan 1. Pakaian Adat Papua Holim 2. Pakaian Adat Sali 3. Pakaian Adat Ewer 4. Pakaian Adat Yokal 5. Pakaian Adat Serui Dalam dunia internasional, Papua dikenal sebagai Guinea Baru New Guinea atau Nugini Niugini, Niu Gini. Sebelum dikenal sebagai Papua, dahulu Papua disebut dengan Irian atau Irian Jaya. Papua menjadi pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland yang mana terletak di sebelah utara Australia. Pulau Papua terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian Baratnya milik Indonesia dan wilayah timurnya adalah negara Papua Nugini. Salah satu keunikan pulau ini yakini bentuknya. Yang mana bentuk pulau Papua menyerupai burung Cendrawasih. Papua juga memiliki gunung yang tingginya mencapai MDPL bernama Puncak Jaya. Gunung Puncak Jaya menjadi gunung tertinggi di Indonesia dan sangat unik karena memiliki salju abadi di atas puncaknya. Penduduk asli Papua wilayah Indonesia disebut sebagai Orang Asli Papua yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten. Nama Papua saat ini digunakan untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan khususnya wilayah milik Indonesia. Istilah Papua saat ini digunakan untuk merujuk pada 6 provinsi yang berada di wilayah Papua yang termasuk ke dalam pemerintahan negara Indonesia. Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya bahwa Papua barat atau papua wilayah Indonesia memiliki 6 provinsi. Provinsi Papua wilayah INdonesia terdiri dari provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan dan Papua Pegunungan. Sebelum menjadi Papua yang kita kenal sekarang. Dulunya Papua disebut “Irian” oleh Indonesia untuk mengacu pada pulau ini. Sedangkan “Irian Jaya” dan “Irian Barat” dulunya digunakan untuk menyebut wilayah Indonesia mulai dari pulaunya dan provinsinya, yakini provinsi Irian Jaya. Nama ini pertama kali diusulkan oleh Marcus Kaisiepo pada tahun 1945. Nama ini diambil dari Bahasa Biak yang memiliki arti beruap atau semangat untuk bangkit. Irian dipakai dalam bahasa pribumi seperti Bahasa Merauke, Bahasa Serui serta Bahasa Waropen. Irian menjadi nama pulau ini hingga 2001. Dan setelah itu diganti dan kini disebut sebagai pulau Papua. Nama irian dulu disukai oleh penduduk asli Papua, namun saat ini dianggap sebagai nama yang diberikan oleh Jakarta. Keunikan Papua Barat Wilayah Indonesia Jika kita melihat peta Papua, secara kasat mata, kita akan melihat pulau Papua berbentuk seperti burung, tepatnya burung Cendrawasih. Yang mana pada bagian kepala buru merupakan provinsi Papua Barat dab pada bagian badannya adalah provinsi Papua dan pada bagian ekornya merupakan negara Papua Nugini. Tektonik Papua sendiri dipengaruhi oleh pergeseran dua lempeng besar yakini lempeng Pasifik ke arah barat dan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara. Nah pertemuan dua lempeng tersebutlah yang membentuk suatu tatanan struktur kompleks terhadap Papua yang sebagian besar dilandasi kerak benua Indo-Australia. Tidak hanya itu, karena pertemuan kedua lempeng tersebut juga menghasilkan zona subduksi oblique yang merupakan zona pertemuan busur vulkanik pasifik dan kontinen Indo-Australia. Pulau Papua mempunyai tektonical setting yang sangat komplek, yang mana hasilnya membawa material dari mantel dan terakumulasi di Pulau Papua. Hal inilah yang membuat Papua memiliki SDA yang menarik. Karena akibat dari tektonical setting berupa patahan dan lipatan tersebut, sehingga menghasilkan material-material yang berada dari dalam mantel terekspos sehingga menghasilkan banyak sumber daya alam berupa bahan tambang seperti emas, tembaga, dan lainnya. Selain bahan tambang yang melimpah, Papua juga memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan. Papua memiliki banyak sekali destinasi wisata yang menarik mulai dari keindahan alam, sumber daya manusia dan kebudayaan yang menjadi aset berharga bagi Papua. Karena memiliki beragam destinasi wisata yang memukau, tidak heran jika Papua juga dijuluki sebagai Surga Kecil. Papua memiliki destinasi wisata yang eksotik dan masih alami, dimana pemandangan bawah laut, pemandangan pegunungan, hutan lebat, ekosistem hewan yang beragam sangat indah. Jika kamu ingin menikmati keindahan alam dan budaya Papua, kamu bisa mengunjungi daerah Sorong, Manokwari, Merauke dan Jayapura. Daerah ini menjadi pangkalan kota bagi para wisatawan yang ingin mengeksplor bumi Papua. Tempat wisata paling populer di Papua adalah Raja Ampat, Lembah Baliem, Taman Nasional Lorentz, Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan Taman Nasional Wasur. Penjelasan Pakaian Adat Papua Barat Beserta Keunikan Setelah mengetahui tentang Papua dan keunikan Papua, mari kenali salah satu budaya Papua yang menjadi ciri khas Papua wilayah Indonesia. Berikut beberapa pakaian adat Papua Barat yang wajib kamu ketahui 1. Pakaian Adat Papua Holim Yang pertama adalah Holim yang merupakan pakaian adat Papua Barat tepatnya berasal dari suku Dani Papua. Pakaian adat Holim adalah pakaian adat Papua khusus untuk kaum lelaki Papua. Selain di sebut Holim, pakaian adat ini juga disebut penutup kemaluan atau lebih dikenal dengan pakaian Koteka. Suku Dani biasanya menggunakan pakaian Holim dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk pakaian Holim yang unik yaitu hanya akan diikatkan ke pinggang dengan menggunakan seutas tali pada ujung Holim tersebut dapat mengacung ke atas. Pakaian Holim yang dipakai untuk upacara adat, memiliki ukuran yang lebih panjang dan dilengkapi dengan ukiran etnik. Sedangkan pakaian Holim yang dipakai untuk sehari-hari, maka ukurannya lebih pendek. Ada banyak suku di Papua, itu mengapa pakaian adat Holim juga jenisnya beragam. Misalnya saja suku Tion yang mana pakaian Holimnya terbuat dari dua buah labu air. Sedangkan sku lain ada yang menggunakan satu labi air saja. Cara membuat pakaian Holim atau Koteka yaitu dengan mengeringkan buah labu air. Lalu pada bagian dalamnya di buang atau di bersihkan. Penggunaan labunya tentu aja tidak sembarangan, yaitu hanya menggunakan bu air yang sudah tua karena teksturnya ka lebih keras dn pastina k lebih awet. Sebenarnya pada tahun 1964 pakaian adat Koteka sudah dilarang dipakai di tempat umum. Namun masyarakat pegunungan masih menggunakan pakaian adat ini hingga saat ini. 2. Pakaian Adat Sali Jika Koteka hanya untuk kaum lelaki Papua, maka pakaian adat Sali dikhususkan untuk kaum wanita Papua yang belum menikah atau masih lajang. Pakaian adat Sali terbuat dari bahan dasar kulit pohon. Karena terbuat dari kulit kayu, jadi tidak heran jika pakaian adat Sali berwarna coklat. Bentuk dari pakaian adat sali seperti baju rompi modern. Modelnya sangat sederhana yang mana hanya berupa lembaran bahan yang digunakan sama seperti pada pakaian pada umumnya. 3. Pakaian Adat Ewer Selanjutnya adalah pakaian adat Ewer, yang mana pakaian adat Papua ini memiliki bentuk yang unik. Pakaian adat Ewer berbentuk rok rumbai yang dikenakan oleh pria maupun wanita Ppaua. Pakaian adat Ewer digunakan oleh pria dan wanita untuk menutupi bagian bawah dengan bentuk rok rumbai. Bahan yang digunakan untuk pembuatan pakaian adat ini ialah daun sagu atau jerami kering yang disusun berbentuk rok rumbai. Sekarang ini, pakaian adat Ewer digunakan dengan menambah aksesoris baju atasan seperti kemben untuk kaum wanita. Atau jenis baju atasan lainnya yang berlengan pendek. Sedangkan baju atasan untuk kaum pria yaitu berbentuk seperti rompi. Baju adat ini sangat unik apalagi ditambah dengan aksesoris yang juga unik. 4. Pakaian Adat Yokal Jika pakaian adat Sali dikhususkan untuk kaum wanita yang belum menikah, maka pakaian adat Yokal dikhususkan untuk kamu wanita yang sudah menikah. Pakaian ini hanya bisa ditemukan pada daerah pedalaman Papua barat saja karena umumnya warga Papua yang tinggal di kota Papua sudah menggunakan pakaian modern untuk kegiatan sehari-hari. Warna dari pakaian adat Yokal adalah coklat kemerahan yang mana ini merupakan simbolis dari masyarakat Papua yang menggambarkan kedekatannya dengan alam semesta. Pakaian adat ini tentu saja tidak di perjual belikan. 5. Pakaian Adat Serui Yang terakhir adalah pakaian adat Serui yang mana pakaian adat ini sama dengan pakaian adat Papua lainnya. Baik wanita maupun pria papua menggunakan hiasan kepala yang berbahan bulu burung Cendrawasih, anyaman daun sagu dan bulu burung Kasuari. Dan hiasan pada tangan dan kaki pun sama menggunakan bulu burung Cendrawasih, daun sagu dan bulu burung Kasuari. Dan bagian dada dihiasi dengan manik-manik khas Papua. Kamu laki-laki hanya menggunakan penutup bagian bawah yaitu rok rumbai. Sedangkan untuk kaum wanita menggunakan baju atasan berupa kemben atau baju berlengan pendek. Demikianlah penjelasan tentang pakaian adat Papua Barat yang bisa kamu ketahui. Untuk melihat pakaian adat daerah Indonesia lainnya, silahkan kunjungi halaman blog Mamikos! Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
6Tarian Papua Barat Lengkap Gambar dan Penjelasannya. 9 Tarian Adat Papua Beserta Penjelasan dan Gambarnya. Tari Selamat Datang dari Tanah Papua. amaadat | budayaku budayamu budaya kita semua. 15 Tarian Papua Beserta Asal Daerahnya. 6 Tarian Papua Barat Lengkap Gambar dan Penjelasannya. 15+ Tarian Adat Daerah Papua, Gambar dan Penjelasannya

Pakaian Adat Papua dan PenjelasannyaPakaian SaliPakaian HolimPakaian YokalPakaian Adat Papua – Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, suku, dan bahasa. Karena banyaknya perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia menjadikan Indonesia mempunyai banyak sekali adat istiadat di setiap daerahnya. Tetapi dengan banyaknya perbedaan tersebut dapat menjadikan Indonesia menjadi sebuah negara satu adat istiadat yang ada di daerah paling Timur Indonesia adalah adat dari daerah Papua. Dimana di daerah Papua sendiri memiliki berbagai macam suku dan juga pakaian adat yang berada di Papua diantaranya adalahSuku AsmatSuku DaniSuku BiakSuku KamoroSuku WaropenPakaian Adat PapuaSedangkan untuk pakaian adatnya sendiri merupakan pakaian yang dapat menggambarkan kedekatan suatu suku dengan alam Adat Papua dan PenjelasannyaUntuk nama pakaian adat Papua sendiri dibedakan menjadi dua pakaian yaitu pakaian adat untuk pria dan pakaian adat untuk wanita. Dimana perbedaan yang ada sebenarnya tidak terlalu banyak hanya ada pada bagian bawah pakaian saja. Pakaian adat ini juga mempunyai ciri khas yang ada pada bagian kepada dengan adanya penutup. Bagian ini terbuat dari bahan dasar daun sagu yang sudah dirajut dengan sangat rapih. Kemudian bagian atas penutup kepala terdapat bulu burung unik bukan? selain itu ada juga tiga baju adat yang berbeda dari bahan dasarnya. Berikut ini ada beberapa pakaian adat Papua SaliPakaian Sali Pakaian Adat PapuaPakaian Sali ini merupakan pakaian khusus yang digunakan untuk perempuan yang masih lajang atau belum menikah. Untuk pakaian ini memiliki bahan dasar yang sangat menarik yaitu dari kulit warna yang dihasilkan oleh kulit pohon tersebut akan menimbulkan warna coklat. Sehingga bagi perempuan yang sudah mempunyai ikatan atau yang sudah menikah tidak layak lagi untuk menggunakan pakaian adat ini. Biasanya untuk pakaian adat orang yang sudah menika juga HolimPakaian holim ini digunakan untuk para lelaki. Pakaian ini berasal dari suku dani Papua. Pakaian adat holim ini juga mempunyai nama lain yaitu koteka. Seperti yang sudah diketahui bahwa koteka ini sudah sangat terkenal namanya di masyarakat Indonesia sebagai pakaian adat Papua dan sebagai penutup kemaluan. Pakaian holim ini dapat digunakan untuk kegiatan apa saja dalam digunakan dengan cara diikat ke pinggang menggunakan seutas tali sehingga ujung koteka ini mengacung ke atas. Untuk koteka yang dikenakan saat acara adat, koteka digunakan biasanya berukuran panjang serta dilengkapi dengan ukiran etnik. Sedangkan untuk yang dikenakan saat bekerja dan aktivitas sehari-hari koteka yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari adalah koteka yang lebih HolimSuku Papua memiliki bentuk koteka yang berbeda-beda. Misalnya saja suku tion yang menggunakan dua buah labu air sekaligus sebagai koteka atau suku lain yang menggunakan hanya satu labu air saja. Cara membuat koteka ini yaitu dengan bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya atau biji dan daging buah akan air yang dipilih adalah labu air tua karena cenderung lebih keras dan juga akan lebih awet daripada labu air muda. Setelah itu dilakukannya pengeringan. Pengeringan ini dilakukan agar koteka tidak cepat YokalPakaian adat Papua berikutnya adalah pakaian yokal, dimana pakaian ini hanya ada di daerah Papua barat dan sekitarnya. Pakaian ini juga hanya boleh digunakan oleh perempuan yang sudah memiliki keluarga atau yang sudah menikah. Pakaian ini juga hanya bisa dijumpai di pedalaman Papua. Untuk warna dari pakaian ini adalah warna coklat yang sedikit kemerahan. Pakaian ini tidak untuk dijual maupun di beli karena pakaian ini merupakan seuatu simbolis masyarakat Papua yang menggambarkan kedekatannya dengan YokalSelain dari ketiga pakaian tersebut masih ada beberapa aksesoris yang digunakan seperti rok rumbai yang terbuat dari susunan daun sagu kering yang digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah. Rok rumbai ini tidak hanya digunakan oleh para wanita tetapi juga digunakan oleh jika menggunakan rok rumbai ini maka dilengkapi dengan hiasan lainnya seperti hiasan kepala dari bahan ijuk, bulu burung kasuari, atau anyaman daun sagu. Selain itu juga ada perlengkapan lain seperti manik-manik dari kerang, taring babi yang diletakan di antara lubang hidung, gigi anjing yang dikalungkan di leher, tas noken yang terbuat dari anyaman kulit kayu untuk wadah umbi-umbian atau sayuran yang dikenakan di kepala. Kemudian tidak lupa alat tradisional yang digunakan seperti tombak Papua, panah, dan Sering Munculpakaian adat papuabaju adat papuanama pakaian adat papua

ByAdmin Kumpulanilmu Posted on January 10, 2021. Pakaian Adat Papua - Pakaian Adat Papua Lengkap dengan Gambar dan penjelasannya - Indonesia merupakan negara yang terdiri berbagai kumpulan suku dan ras. Wilayahnya yang luas menjadikan wilayah Nusantara terbagi dalam tiga wilayah yaitu, Wilayah Indonesia Bagian Barat, Wilayah Indonesia

Pakaian adat papua adalah salah satu ciri khas dan wujud nyata kekayaan budaya yang ada di daerah Papua. Menjadi satu negara dengan ragam perbedaan, tidak mengherankan jika Papua yang berada di ujung negeri ini juga menyimpan segudang keunikan budaya yang bisa dipertontonkan sebagai ciri khas negeri ini. Daerah paling timur Indonesia ini terkenal dengan berbagai macam suku yang mendiaminya. Suku-suku tersebut juga menjadi ciri khas penting dari wilayah papua. Beberapa suku di papua yang sangat terkenal adalah suku asmat, suku dani, suku biak, suku kamoro, dan suku waropen. Dari beberapa suku ini, kebudayaan wilayah papua pun semakin kaya dan beragam. Untuk pakaian adatnya sendiri, bermakna lebih dekat kepada kedekatan suatu suku dengan alam sekitar. Nama pakaian adat papua memang dibedakan lagi menjadi dua yaitu baju adat untuk wanita dan baju adat papua untuk pria. Jika ditelisik dari segi perbedaannya, memang tidak terlalu mencolok. Hanya terdapat perbedaan di bagian bawah saja. Pakaian adat Papua juga sangat unik dengan adanya tambahan penutup kepala. Bahan yang digunakan pun sangat alami dan semua bernuansakan alam. Bagian penutup dibuat dari bahan dasar daun sagu dan dirajut dengan teliti sehingga hasilnya sangat rapi. Sedangkan untuk penutup kepala, secara khusus menggunakan burung kasuari. Sebagaimana yang diketahui, papua sendiri memang terbagi menjadi beberapa kawasan, termasuk diantaranya papua barat. Ternyata untuk masing-masing bagian pun masih mempunyai ciri khas masing-masing dari segi pakaiannya sehingga berbeda dengan pakaian dari daerah lainnya. Bukan hanya berdasarkan kawasan, baju adat papua juga didasarkan atasa zaman dan siapa pemakainya. Untuk laki-laki dan perempuan, keduanya punya masing-masing perbedaan. Pakaian Adat PapuaNama Pakaian Adat Papua Barat1. Khas Penting pakaian Adat PapuaKeunikan Baju Adat PapuaAksesoris Pakaian Adat Papua Pembahasan pertama ini didasarkan pada pembagian wilayah. Untuk wilayah papua barat sendiri, pakaian adatnya diberi nama ewer. Bahan pembuatannya sangat ramah lingkungan dan langsung diambil dari alam. Adapun bahan yang dimaksud tidak lain dan tidak bukan adalah jerami yang dikeringkan. Namun dengan adanya perkembangan zaman saat ini, untuk bagian atasannya sudah menggunakan kain sebagai penutupnya. Baju adat papua barat juga dibedakan lagi menjadi dua yaitu baju adat papua perempuan dan baju adat papua laki-laki. Pakaian adat Papua barat wanita, jerami kering rajut menjadi rok. Adapun cara merangkainya adalah menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat menjadi dua lapisan. Lapisan bagian dalam lebih panjang dibandingkan dengan bagian luar. Panjang bagian dalam mencapai lutut sedangkan bagian luarnya lebih pendek dari itu. Agar rok menjadi lebih kuat, digunakan ikat pinggang yang berdahan dasar kulit kayu berukir pola kotak dengan susunan geometris. Sedangkan untuk kaum laki-laki, pakaian yang digunakan memang masih sama dengan wanita yaitu rok rumbai. Hanya saja bagian atasnya tidak menggunakan apa-apa, alias bertelanjang dada. Namun untuk saat ini, baju adat pria sudah lebih sopan dengan bahan dasar berupa kain beludru. Bagian atasan yang biasanya bertelanjang dada, saat ini sudah menggunakan rompi dan masih menggunakan bahan yang sama. Nama Pakaian Adat Papua Barat Di Papua terdapat 3 Pakaian yang biasanya digunakan oleh masing masing Suku, berikut ini ulasan mengenai baju adat Papua Barat. 1. Sali. adatindonesia Pakaian ini secara khusus dipakai oleh mereka para perempuan yang masih lajang atau berlum menikah. Bahan dasarnya sangat menarik yaitu terbuat dari kulit pohon. 2. Holim. dentmasoci Pakaian adat Papua Holim digunakan oleh para lelaki. Asalnya dari suku dani Papua. Nama lain dari baju adat ini adalah Koteks. Cara penggunaannya adalah dengan mengikatkannya pada pinggang menggunakan seutas tali. 3. Yokal. adatindonesia Pakaian ini secara khusus hanya ditemui di daerah Papua Barat dan sekitarnya. Namun harus diingat bahwa pakaian ini hanya bisa dipakai oleh mereka yang sudah menikah. Baca juga Pakaian Adat Dayak Ciri Khas Penting pakaian Adat Papua Sebagaimana pakaian tradisional pada umumnya, Baju adat papua pun mempunyai ciri khas penting yang menjadi pembeda dengan yang lainnya. Ia juga punya pembagian berdasarkan umur yaitu untuk pemakaian dewasa dan untuk pemakaian anak-anak. Untuk anak-anak, tentu dinamakan dengan baju adat papua anak. Namun selain itu, hal terepenting lainnya adalah bagian-bagian yang harus dikenali secara pasti dari baju adat Papua itu sendiri. Adapun beberapa bagian penting yang dimaksud yang salah satunya kami kutib dari wikipedia adalah sebagai berikut. Keunikan Baju Adat Papua koteka tentu sduah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Koteka ini digunakan sebagai penutup bagian kemaluan. Namun hal mendasar yang perlu diketahui adalah makna koteka itu sendiri. Koteka berarti pakaian. Nama ini dipakai oleh suatu suku di Panial. Bentuk koteka ialah selongsong mengerucut pada bagian depan. Diikatka pada pinggang hingga mengarah pada tubuh orang umumnya, pakaian adat papua memang tidak menggunakan atasan. Sebagai penggantinya, digunakanlah gambaran. Adapun warna umum yang sering digunakan adalah putih dan merah. Warna merah sendiri berasal dari pasta liat sedangkan warna putih berasal dari kulit kerang yang dihaluskan. Namun saat ini, bisa diatakan bahwa baju adat papua modern telah muncul. Ciri khas paling mencoloknya adalah penampilannya yang lebih tertutup dan sopan dari yang rumbai hiasan kepala, digunakanlah rumbai-rumbai menyerupai mahkota. Bahan pembuatannya adalah bulu burung kasuari yang berwarna putih. Selain bulu burung kasuari, bulu kelinci juga turut digunakan dalam pembuatan hiasan kepala ini. Bentuk topi in memang sangat unik. Biasa digunakan oleh kepala suku rumbai yang ada pada bagian kepala, rok juga masih menggunakan nuansa rumbai dalam segi designnya. Rok rumbai ini juga sangat fleksibel. Bisa digunakan oleh pria maupun wanita. Untuk membuat tampilan semakin klop, baju adat papua punya beberapa aksesoris andalan. Jika dilihat dan dibandingkan dengan aksesoris pakaian dari daerah lain, tentu bisa dilihat cukup berbeda signifikan. Lihat juga Tarian Papua barat Lengkap Aksesoris Pakaian Adat Papua kabar papua 1. Noken. Noken atau tas anyaman khas papua. Aksesoris berupa tas ini terbuat dari anyaman kulit kayu. Adapun fungsinya adalah untuk menyimpan umbi-umbian maupun sayur-sayuran. Pemakain noken sendiri yaitu dikaitkan pada kepala. Namun, belakangan ini cara penggunaannya adalah dengan cara diselempangkan. Mahasiswa papua sering menggunakan noken ini sebagai satu kebanggaan dari daerah asalnya. Namun jangan salah, harga noken juga sangat tinggi. Dibandrol mulai harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tas yang satu ini populer pada suku asmat. Penyebutannya ialah Esse dan masih difungsikan sebagai tempat penyimpanan. 2. Gigi hewan babi dan anjing. Aksesoris yang terbuat dari gigi hewan babi dan anjing. Untuk jenis aksesoris yang satu ini memang kerap digunakan. Gigi anjing biasanya digunakan sebagai hiasan pada kalung sedangkan gigi babi digunakan diantara lubang hidung. Itulah beberapa informasi mengenai baju adat papua. Dengan mengetahui lebih banyak mengenai budaya daerah Timur ini, maka pengetahuan Anda tentang budaya Indonesia akan bertambah. Jangan pernah bosan untuk terus memperaya pengetahuan budaya.
NamaRumah Adat Papua: Lengkap Beserta Gambar dan Penjelasan. 7 Jenis Rumah Adat Papua Lengkap Nama dan Gambar! Nama Rumah Adat Papua Beserta Penjelasannya untuk Pengetahuan. Rumah Kaki Seribu, Pesona Kekayaan Kultural Rumah Adat Papua Barat. 5 Nama & Gambar Rumah Adat Papua Terpopuler, Wajib Tahu! - Lamudi
Rumah Adat Papua – Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman adat istiadat dan budaya. Pada tiap daerahnya memiliki ciri khas yang berbeda, salah satunya adalah Papua. Di pulau Irian tersebut terdapat rumah adat Papua yang unik dan bentuknya memiliki pilosofi atau makna tersendiri dari setiap suku nya. Untuk lebih lengkapnya lagi simaklah pembahasan kami mengenai Materi Rumah Adat Papua meliputi Nama, Ciri Khas, Gambar beserta Penjelasannya di bawah ini. Rumah Adat Papua1. Honai2. Ebei3. Wamai4. Kariwari5. RumsramShare thisRelated posts Wilayah Papua menjadi wilayah yang paling luas diantara Provinsi lainnya. Papua memiliki etnik budaya yang sangat beragam dari tiap sukunya. Masyarakat Papua sampai saat ini masih menjunjung tinggi adat istiadat suku mereka. Hal tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari hari oleh masyarakatnya. Adat tersebut tetap mereka lestarikan dengan tujuan salah satunya adalah agar kebudayaan suku mereka tetap lestari. Walaupun sedikit berbeda dengan wilayah Indonesia yang lain, namun penduduk Papua sangat menghargai perbedaan antar sesama. Rumah adat Papua memiliki bentuk dan filosofis atau makn masing masing, material yang digunakan dalam membangun rumah adat pun tidak sama. Hal inilah yang menjadikan Papua semakin eksotik. Beriku ini adalah Nama nama rumah adat Papua beserta penjelasannya 1. Honai Honai adalah rumah adat Papua yang menjadi tempat tinggal bagi suku Dani. Honai ini sendiri menjadi tempat yang dihuni oleh laki-laki dewasa. Honai berasal dari kata “hun” atau laki-laki dan “ai” yang berarti rumah jadi Honai adalah rumah untuk laki-laki. Biasanya Honai bisa kita jumpai di lembah dan pegunungan. Dinding rumah ini terbuat dari kayu dengan atap yang menggunakan jerami yang berbentuk kerucut, jika kita lihat sekilas bentuknnya menyerupai jamur. Bentuk atap yang memang sengaja di rancang seperti jamur tersebut bertujuan untuk melindungi permukaan dinding dari air hujan, juga mengurangi hawa dingin dari lingkungan sekitar. Honai adalah rumah yang tidak memiliki jendela, hanya terdapat satu buah pintu. Rumah ini memiliki tinggi 2,5 meter dengan ruangan yang sempit yaitu sekitar 5 meter. Hal tersebut bertujuan untuk menahan suhu yang dingin. Di bagian tengahnya dibuat lingkaran yang menjadi tempat membuat api untuk menghangatkan badan sekaligus penerangan. 2. Ebei Ebai diambil dari kata “ebe” yaitu tubuh dan “ai” yang berarti rumah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumah Ebai merupakan rumah bagi sebuah kehidupan. Ebai menjadi tempat bagi anak anak perempuan dan biasa digunakan untuk melakukan proses pendidikan bagi anak perempuan mengenai kehidupan khususnya kehidupan setelah menikah. Selain itu, Ebai juga menjadi tempat tinggal bagi ibu-ibu, anak perempuan dan anak laki-laki. Namun anak laki-laki yang telah dewasa akan pindah ke Honai. Rumah Ebai tidak jauh berbeda dengan honai, perbedaannya hanya terletak pada ukurannya saja, ukuran yang lebih pendek dan kecil. Berada di samping kanan atau kiri honai serta pintunya tidak sejajar dengan pintu utama. Ciri khas dari ebei ini, Rumah ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan rumah Honai. Biasanya berada di samping kanan atau kirinya. Pintu rumah Ebai ini tidak sejajar dengan pintu utama rumah Honai. 3. Wamai Wamai adalah rumah yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan hewan peliharaan, seperti babi, kambing, ayam, anjing dan masih banyak lagi. Bentuk dan ukuran rumah wamai ini memiliki banyak sekali ukuran yang berbeda tergantung besar dan banyaknya jumlah hewan peliharaan yang dimiliki oleh masing-masing keluarga. Ciri khas rumah ini adalah memiliki atap kerucut yang terbuat dari bahan jerami. Bahkan hampir mirip sama dengan bentuk rumah honai maupun Ebai. Hanya saja rumah ini diperuntukkan untuk hewan peliharaan. Bentuk rumah ini dirancang dalam bentuk kerucut yang bertujuan untuk mengurangi angin dan suhu dingin di daerah tersebut karena banyak pegunungan. 4. Kariwari Kariwari adalah rumah adat Papua yang dihuni oleh suku Tobati-Enggros yang tinggal di tepi Danau Sentani, Jayapura. Rumah ini menjadi rumah khusus bagi laki-laki yang sudah menginjak umur sekitar 12 tahun. Rumah ini digunakan untuk mendidik anak-anak tersebut mengenai apa yang harus dilakukan oleh laki-laki seperti pengalaman hidup dan mencari nafkah setelah menikah. Di rumah itu mereka diajarkan untuk menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan berani serta kuat. Pelajaran yang didapatkan misalnya membuat perahu, cara berperang, membuat senjata, memahat dan masih banyak lagi. Ciri khas dari rumah ini adalah memiliki bentuk segi delapan yang menyerupai limas. Bentuk tersebut dirancang dengan tujuan untuk menahan hembusan angin yang kuat. Sedangkan atapnya berbentuk kerucut. Menurut kepercayaan masyarakat disana untuk mendekatkan diri kepada para leluhur. Tinggi rumahnya pun berbeda-beda, dari 20-30 meter. Terdiri dari 3 lantai yang masing masing lanta tersebut memiliki fungsinya masing masing. 5. Rumsram Rumsram adalah rumah adat Papua dari suku Biak Numfor yang terletak di pulau-pulau. Rumah ini menjadi tempat untuk laki-laki. Seperti kariwari, rumah ini digunakan untuk mendidik anak remaja laki-laki dalam pencarian pengalaman hidup, serta cara untuk menjadi laki-laki yang kuat dan bertanggungjawab sebagai kepala keluarga kelak. Ciri khas dari Rumsram ini adalah memiliki bentuk persegi seperti rumah panggung, dengan beberapa ukiran pada beberapa bagiannya dan atapnya seperti perahu terbalik yang menandakan mata pencaharian penduduknya sebagai nelayan. Tinggi Rumsram kurang lebih sekitar 6 sampai 8 meter. Terdiri dari 2 tingkat. Lantai pertama bersifat terbuka, memiliki dinding. Yang menjadi tempat pendidikan bagi laki-laki misalnya membuat perahu, memahat, membuat alat berperang dan lain-lain. Seperti Kariwari, bangunan rumah rumsram pada bagian lantainya terbuat dari kulit kayu yang dindingnya terbuat dari pohon bambu yang di cacah. Memiliki 2 buah pintu pada bagian depan dan belakang serta beberapa buah jendela, dan atapnya terbuat dari daun sagu. Demikianlah pembahasan kami mengenai Materi Rumah Adat Suku Papua. Semoga bermanfaat. Artikel lainnya Rumah Adat Sulawesi Selatan – Nama, Gambar, dan Penjelasan Rumah Adat Jawa Barat Gambar dan Pengertiannya Rumah Adat Jawa Tengah Sejarah, Bentuk, Bagian dan Ciri Khas Unsurini terdiri dari dua, yakni fisik yang dapat dilihat dan nonfisik yang menyangkut tentang penyusunan unsur. Apa itu seni rupa 2 dimensi dan sebutkan contoh dan unsur unsurnya? Secara umum, seni rupa 2 dimensi diartikan sebagai karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang dapat dilihat hanya dari satu arah pandang Rumah adat Papua memiliki desain arsitek yang unik dan indah serta dipadukan dengan lingkungan yang masih asri sehingga menyajikan daya tarik tersendiri. Papua memiliki luas wilayah yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Dengan wilayahnya yang luas memunculkan keberagaman suku dengan berbagai adat istiadat yang berbeda yang masih dijunjung tinggi hingga saat ini. selain adat istiadat yang masih kental, hingga saat ini masyarakat Papua masih melestarikan berbagai kebudayaan yang ada, seperti rumah adat. Di Papua, terdapat setidaknya lima jenis rumah adat yang memiliki filosofi dan bentuk yang berbeda-beda. Untuk melihat perbedaan tersebut, berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang rumah adat di Papua. Rumah Adat Papua 1. Rumah Rumah Honai2. Rumah Rumah Rumah adat Rumah adat Rumah Rumsram Rumah Adat Papua Tanah Papua merupakan daerah dengan keaneraganaman budaya, salah satu yang menarik adalah rumah tradisional Papua. Berikut ini ringkasan 5 Rumah adat yang 1. Rumah Honai. Rumah adat Honai merupakan rumah adat yang dimiliki oleh masyarakat suku Dani yang letaknya terletak di Lembah pegunungan provinsi Papua. Nama Honai berasal dari kata Husn yang berarti laki-laki dan ai yang berarti rumah. sesuai dengan arti tersebut honai berarti rumah adat yang banyak dihuni oleh laki-laki. Bangunan rumah ini didominasi oleh bahan-bahan dari kayu sedangkan untuk bagian atap terbuat dari jemari yang dibentuk kerucut. Rumah adat ini tergolong sempit dan tidak dilengkapi dengan jendela guna menahan suhu dingin di pegunungan. Selain itu, pada bagian tengah ruangan ini dilengkapi dengan ruangan berbentuk lingkaran sebagai tempat menghangatkan badan. Jika ingin menghangatkan badan, maka lingkaran api tersebut dinyalakan dengan menggunakan sedikit kayu bakar. Bangunan rumah adat ini memiliki ukuran tinggi sekitar 2,5 meter dan lebar 2,5 meter pula. Dengan ketinggian tersebut maka bangunan rumah ini tergolong cukup rendah. Adapun filosofi dari rendahnya bangunan tersebut adalah untuk menahan udara dingin dari luar agar tidak sepenuhnya masuk ke dalam rumah. Apalagi dengan bangunan rumah yang berada di sekeliling lembah dan pegunungan sehingga memiliki suhu yang sangat dingin di sekitar Puncak Jayawijaya. Ketinggian gunung tersebut bahkan mencapai meter di atas permukaan laut. Filosofi Rumah Honai Adapun filosofi dari dibuatnya bangunan dengan satu pintu tanpa jendela adalah untuk melindungi diri dari binatang buas. Sedangkan untuk bagian atap yang dibuat kerucut adalah untuk melindungi permukaan dinding dari air hujan. Selain itu hal itu juga bertujuan untuk mengurangi udara dingin yang masuk ke dalam rumah. Ruangan rumah Honai termasuk bangunan yang sederhana yang terdiri dari 2 lantai. Untuk lantai pertama digunakan sebagai tempat tidur, sedangkan lantai kedua digunakan sebagai ruang istirahat, ruang makan serta ruang berkumpul bersama keluarga. Seperti pada umumnya, rumah adat honai berfungsi sebagai tempat tinggal, namun pada zaman dahulu rumah ini banyak digunakan sebagai tempat mengatur strategi atau menyimpan alat perang. Selain itu, keunikan dari rumah honai ini hanya dikhususkan sebagai tempat tinggal laki-laki. 2. Rumah Ebai. Jika rumah honai dikhususkan untuk kaum laki-laki, maka rumah adat ebai dikhususkan bagi ibu-ibu dan anak-anak gadisnya. Anak laki-laki yang diperbolehkan tinggal di rumah ebai hanya mereka yang belum beranjak dewasa. Istilah ebai berasal dari kata yang bermakna tubuh, dan kata ai yang bermakna rumah. dengan kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa rumah ebai berarti rumah bagi kehidupan. Di Rumah tersebut anak-anak perempuan akan diajarkan tentang berbagai ilmu kehidupan terlebih kehidupan setelah pernikahan. Beberapa ilmu yang akan diajarkan dalam rumah tersebut diantaranya adalah merawat anak, memasak, melayani suami dan lain sebagainya. Berbeda dengan bangunan-bangunan rumah adat di Jawa atau Sumatra, rumah adat ebai memiliki bentuk yang sangat unik. Rumah adat ini memiliki bentuk dan atap setengah lingkaran. Dilihat dari bangunannya, rumah ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan rumah honai. Dapat dikatakan bangunan ini berada di samping kanan atau kiri dari bangunan honai. Selain itu pintu rumah ebai berada tidak sejajar dengan pintu utama rumah honai. 3. Rumah Wamai. Rumah wamai juga tergolong dalam rumah adat Papua. Rumah adat ini difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan hewan peliharaan seperti anjing, babi, ayam, kambing dan lain sebagainya. berbeda dengan ukuran rumah adat honai dan ebai yang tergolong kecil, ukuran rumah wamai sangat fleksibel sesuai dengan jumlah peliharaan yang dimiliki. Selain itu ukuran ini juga disesuaikan dengan ukuran hewan peliharaan. Untuk bentuk bangunannya, rumah ini dibangun dengan bentuk atap kerucut yang terbuat dari bahan jerami. Jika dilihat dari luar, rumah ini hampir sama dengan bentuk bangunan rumah honai dan ebai. Hanya saja, rumah ini difungsikan sebagai tempat tinggal hewan peliharaan. Adapun bentuk rumah ini dibangun dengan bentuk kerucut untuk mengurangi angin dan suhu dingin yang khas di pegunungan. Hal itu bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi masing-masing hewan peliharaan agar terhindar dari berbagai penyakit. 4. Rumah adat Kariwari. Rumah adat kariwari adalah rumah adat yang dihuni dan dilestarikan oleh suku Tobati-enggros yang terletak di sekitar tepi Danau Sentani di Kabupaten Jayapura Papua. Seperti bangunan rumah adat sebelumnya yang dikhususkan bagi golongan tertentu, rumah ini juga dikhususkan bagi anak laki-laki yang berumur 12 tahun. Pengkhususan golongan laki-laki ini adalah untuk mendidik laki-laki agar mengenal kehidupan untuk mencapai penghidupan. Dengan begitu diharapkan saat beranjak dewasa, laki-laki dapat menjadi pribadi yang kuat, pintar dan terampil. Berbagai pembelajaran yang diterapkan di rumah tersebut diantaranya adalah cara belajar memahat, membuat perahu dan lain sebagainya. Adapun bentuk bangunan rumah kariwari menyerupai limas segi delapan dengan atap yang berbentuk kerucut. Pada umumnya bangunan ini memiliki tinggi sekitar 20 meter hingga 30 meter. Sedangkan pada bagian diameter lingkaran bangunan dapat mencapai 8 hingga 12 meter. Dengan ukuran tersebut, bangunan ini sangat kokoh dan kuat untuk menahan angin yang cukup kencang dari berbagai arah. Filosofi Rumah adat Kariwari Bentuk bangunan tersebut memiliki filosofi yang sangat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat sebagai media mendekatkan diri kepada roh leluhur. Adapun bangunan yang digunakan untuk mendirikan bangunan tersebut adalah bambu yang dibelah menjadi dua. Sedangkan pada bagian lantai menggunakan kulit kayu yang tersusun rapi pada bagian lantai dan daun sagu untuk membuat bagian atap. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu besi, sedangkan pada bagian kayu yang masih utuh berfungsi untuk menjaga keseimbangan bangunan serta menahan bangunan agar tidak terlepas. Selain itu, rumah ini juga memiliki ruangan di bawah batang kayu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil kerajinan dan alat perang. Rumah kariwari memiliki 3 bagian ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Pada bagian ruangan bawah digunakan sebagai media pembelajaran, ruang tengah sebagai tempat tidur atau pertemuan dengan ketua suku. Sedangkan untuk ruang yang paling atas berfungsi sebagai tempat mediasi dan beribadah untuk berdoa, menambah daya juang dan lain sebagainya. Lihat juga Pakaian Adat Papua dan Keunikannya 5. Rumah adat Rumsram. Rumah adat Papua yang terakhir adalah rumsram yang dijunjung oleh suku biak Numfor. Suku tersebut berada di daerah pantai utara Papua. Seperti rumah adat Papua pada umumnya rumah ini juga dikhususkan bagi golongan tertentu. Rumah ini dikhususkan bagi kaum laki-laki, dan ada larangan bahwa wanita dilarang mendekati bangunan tersebut. Untuk fungsi rumah adat ini hampir sama dengan rumah adat kariwari yaitu sebagai tempat belajar serta mengembangkan bakat laki-laki untuk mencari bakatnya. Para laki-laki akan diajari tentang berbagai keahlian seperti memahat, membuat perahu, membuat perisai dan berbagai hal bermanfaat lainnya. Adapun Keunikan yang dimiliki oleh rumah adat ini adalah memiliki bentuk seperti perahu yang sedang terbalik. Tidak berbeda dengan rumah adat sebelumnya, bentuk rumah tersebut juga dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang menggunakan perahu saat mencari ikan. Bangunan tersebut dibuat dengan menggunakan berbagai sumber daya alam seperti kulit pada kayu, daun sagu, bambu air bahan alam lainnya. Seperti bangunan pada rumah kariwari, rumah ini juga menggunakan dinding dari bambu dan lantainya yang menggunakan kulit kayu. Untuk memperindah bangunan tersebut juga dilengkapi dengan atap yang tersusun rapi dari daun sagu. Selain itu, rumah ini juga memiliki dua pintu pada bagian depan dan belakang serta sudah dilengkapi dengan beberapa jendela. Bangunan ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bangunan-bangunan rumah adat Papua lainnya. Rumah adat rumsram memiliki ketinggian hingga 8 meter dengan 2 ruang di dalamnya. Untuk ruangan pertama tidak terdapat adanya dinding dan hanya kolom bangunan saja yang terlihat. Dari beberapa ragam rumah adat Papua yang telah disebutkan, rumah Honai memiliki keunikan tersendiri. Jika dibahas secara detail dan rinci, rumah adat ebai dan wamai juga termasuk dalam jenis rumah honai. Selain itu, rumah honai juga memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri. Bahkan hingga saat ini filosofi dari rumah honai masih sangat dijaga dan dilestarikan hingga saat ini. Keunikan Rumah Rumsram Dengan bangunan rumah yang berbentuk lingkaran menjadi simbol kesatuan dan persatuan sesama suku. Selain itu, lingkaran juga menunjukkan sikap mempertahankan dan merawat kebudayaan yang sudah diwariskan oleh para leluhurnya. Menjadi simbol kekompakan dengan hidup dalam satu atap dan juga sebagai simbol kepribadian, harga diri, serta martabat suku Papua yang harus dilestarikan. Selain keistimewaan tersebut, rumah honai juga memiliki beberapa aturan tersendiri yang harus dipatuhi oleh masyarakat suku tersebut. rumah honai ini hanya boleh dibangun oleh kaum laki-laki agar dapat terhindar dari cuaca dan ancaman bencana alam saat proses pembangunan. Selain itu, penempatan pintu rumah ini juga memiliki konsep yang harus dipatuhi. Penempatan pintu rumah adat ini harus bertemu dengan arah matahari saat terbit dan tenggelam. Penempatan tersebut berfungsi agar penghuni rumah honai dapat lebih siaga jika terjadi kebakaran atau terdapat serangan musuh. Sedangkan untuk bangunan rumah adat rumsram dan kariwari terlihat sudah lebih modern dan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan jenis rumah honai. Namun secara konsep fungsinya, hampir sama dengan rumah adat yang lainnya. Selain itu, sisi menarik lain dari rumah adat Papua adalah masih menggunakan berbagai sumber daya alam yang mudah ditemui di lingkungan tersebut serta memanfaatkan berbagai bahan yang ada. Baca juga Macam Macam Tarian Adat Papua dan Gambarnya Rumah adat Papua masih banyak dijumpai hingga saat ini, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat suku masing-masing masih menjaga dengan baik warisan budaya dari nenek moyang dan leluhur mereka. Dengan begitu, sudah sebaiknya kita juga menjadi warisan budaya Indonesia dengan cara menghormati perbedaan dan adat istiadat yang dibawa oleh masing-masing daerah. SedangkanRencong yang umumnya dipakai masyarakat biasanya terbuat dari kayu atau tanduk kerbau. Berdasarkan bentuknya, Rencong yang merupakan senjata tradisional Aceh bisa kita temukan dalam 4 jenis, yaitu Rencong Meucugek, Rencong Meupucok, Rencong Pudoi, dan Rencong Meukuree. Rencong Meupucok adalah Rencong yang bergagang kecil di bagian Pakaian Adat Papua Komplet, Rangka dan Penjelasanya – Setiap kaki bangsa si Provinsi Papua memiliki diversifikasi pakaian rasam yang berbeda. Semata-mata, secara awam jenis rok rasam di provinsi ini sangat tercecer meskipun tidak mengurangi keindahannya. Yang sejauh ini mewakili pakaian adat Wilayah Papua adalah kancut dan celana dalam. Jenis gaun aturan tersebut berasal dari gaun aturan suku bangsa Asmat dan suku bangsa Dani. Biarpun sebenarnya jenis pakaian tersebut suntuk masyarakat dipakai oleh suku-kaki bangsa murni Papua. Busana Adat Suku Asmat, Papua Pakaian adat kaki Asmat substansial “rok mini” dan cawat sebagai intiha episode aurat kemaluan laki-laki dan perempuan. Suami-laki asmat mengenakan rumbai-rumbai semacam pakaian mini yang disebut pummi. Rok mini ini terbuat berusul ramin daun sagu yang diberi penghalang asemen dan balut pinggang berpangkal rotan. Tutup kepalanya disebut kasuomer. Tutup kepala ini dibuat berusul anyaman patera sagu dan akar kayu nan diberi hiasan bermula bulu pelir kasuari maupun cendrawasih. Perlengkapan lainnya yaitu kalung tisen pe dari poin pohon tisen dan gelang pada pangkal lengan sof betan. Plong sof betan lengan kanan terselit pesuwe yaitu semacam pisau jambiah yang terbuat dari tulang burung kasuari. Kaum perempuan suku Asmat mengenakan tok yaitu semacam kancut nan terbuat berpangkal anyaman patera sagu. Tok adalah pummi yang rumbai-rumbai episode depannya dikumpulkan, lewat ditarik kebelakang melangkaui jeruji paha sehingga mirip celana dalam. Sebagai penutup dada, perempuan Asmat mengenakan semacam kutang. Kutang itu terbuat berpokok patera sagu yang disebut peni ataupun samsur. Sebagai pengikatnya terbuat dari akar pandan yang disebut tali bow. Sumber Various sources from Search Google Image Indonesia. Peristiwa nan bukan utang dari kaki Asmat yakni rias badan wasse mbi. Solek tubuh itu berupa gambar dandan hias garis sebanding atau lurus yang dahulu memesona diseluruh bodi, baik laki-laki alias perempuan Asmat. Rias awak ini bertambah banyak dilakukan ketika menengah melaksanakan ritual resan. Komposisi warnanya terdiri atas warna merah, murni, hitam, dan hijau dengan bidang kulit yang gelap mengkilat. Sebuah perpaduan nan semakin membentuk tampak berangasan dan berpengaruh. Pakaian Adat Suku Dani, Papua Pakaian jenis kancut dikenakan oleh kaki pedalaman,seperti suku Dani, tungkai Yali, dan suku Lani. Koteka yang juga disebut holim dibuat dari jangat buah labu kalabasah yang dikeringkan dan dibuang isinya. Ada dua jenis koteka, yaitu holim kecil renik, dan holim pendek besar. Saat dikenakan kancut diikatkan ke pinggang dengan utas lumat agar tak jatuh. Andai riasan kadang ujung holim terserah nan diberi hiasan bulu penis alias bulu ayam. Selain mengenakan koteka, pria tungkai Dani mengenakan swesi kopiah turki bulat bermula bulu burung, siloki inon, topi berpokok bulu kus-kus hitam, sekan ramin rotan pada lengan dan pergelangan tangan, walimo riasan dada semacam dasi terbuat dari anyaman kulit papan, wam maik aksesoris dari caling nangui, pengampu moken selerang siput yang diikat lega kening, cipat kalung penangkal guna-kemujaraban, serta senjata berupa wayeske sinar dan lung, sege ganjur panjang, dan mul perisai dari ramin rotan. Sementara itu pakaian adat suku bangsa Yali hampir sama. Sahaja saja laki-laki tungkai bangsa Yali mengenakan lilitan rotan yang menyerupai rok. Inilah ciri khas berusul gaun adat kabilah Yali nan tinggal berdampingan dengan tungkai bangsa Dani di lembah Baliem. Sumber Various sources from Search Google Image Indonesia. Suku bangsa upik suku Dani melingkarkan semacam pakaian yang disebut yokal. Pakaian ini terbuat dari serat kusen wam nan dipintal dengan rapi. Biasanya rok ini berwarna hitam, kuning dan kemerah-merahan. Warna warni ini berasal terbit getah kulit maupun bunga anggrek. Para gadis suku Dani memakai baju yang disebut sali. Rok ini terbuat dari bahan baja kem atau sejenis patera pandan. Cara memakainya dengan dililitkan selingkung pinggang dan disimpulkan bagian perut. Demikian pembahasan tentang “Gaun Sifat Papua Cermin, Rajah dan Penjelasanya” nan dapat kami sampaikan. Artikel ini dikutip berbunga anak kunci “Selayang Pandang Papua Giyarto“. Baca lagi kata sandang kebudayaan Indonesia menarik lainnya di situs

Namaprovinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No 21/2001 Otonomi Khusus Papua. Pada masa era kolonial Belanda, daerah ini disebut Nugini Belanda (Dutch New Guinea). Asal kata Irian adalah Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland. Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada

Pakaian Adat Papua Lengkap, Gambar dan Penjelasanya - Setiap suku bangsa si Provinsi Papua memiliki jenis pakaian adat yang berbeda. Namun, secara umum jenis pakaian adat di provinsi ini sangat sederhana meskipun tidak mengurangi keindahannya. Yang selama ini mewakili pakaian adat Provinsi Papua adalah cawat dan koteka. Jenis pakaian adat tersebut berasal dari pakaian adat suku bangsa Asmat dan suku bangsa Dani. Meskipun sebenarnya jenis pakaian tersebut sangat umum dipakai oleh suku-suku bangsa asli Papua. Pakaian Adat Suku Asmat, Papua Pakaian adat suku Asmat berupa "rok mini" dan cawat sebagai penutup bagian aurat kemaluan laki-laki dan perempuan. Laki-laki asmat mengenakan rumbai-rumbai semacam rok mini yang disebut pummi. Rok mini ini terbuat dari anyaman daun sagu yang diberi penahan asemen dan ikat pinggang dari rotan. Tutup kepalanya disebut kasuomer. Tutup kepala ini dibuat dari anyaman daun sagu dan akar kayu yang diberi hiasan dari bulu burung kasuari atau cendrawasih. Perlengkapan lainnya yaitu kalung tisen pe dari biji pohon tisen dan gelang pada pangkal lengan sof betan. Pada sof betan lengan kanan terselip pesuwe yaitu semacam pisau belati yang terbuat dari tulang burung kasuari. Kaum perempuan suku Asmat mengenakan tok yaitu semacam cawat yang terbuat dari anyaman daun sagu. Tok merupakan pummi yang rumbai-rumbai bagian depannya dikumpulkan, lalu ditarik kebelakang melalui celah paha sehingga mirip cawat. Sebagai penutup dada, perempuan Asmat mengenakan semacam kutang. Kutang itu terbuat dari daun sagu yang disebut peni atau samsur. Sebagai pengikatnya terbuat dari akar pandan yang disebut tali bow. Sumber Various sources from Search Google Image Indonesia. Hal yang tidak ketinggalan dari suku Asmat adalah rias tubuh wasse mbi. Rias tubuh itu berupa gambar corak hias garis sejajar atau lurus yang sangat impresif diseluruh tubuh, baik laki-laki maupun perempuan Asmat. Rias tubuh ini lebih banyak dilakukan ketika sedang melaksanakan upacara adat. Komposisi warnanya terdiri atas warna merah, putih, hitam, dan hijau dengan latar kulit yang gelap mengkilat. Sebuah perpaduan yang semakin membuat tampak garang dan berwibawa. Pakaian Adat Suku Dani, Papua Pakaian jenis koteka dikenakan oleh suku pedalaman,seperti suku Dani, suku Yali, dan suku Lani. Koteka yang juga disebut holim dibuat dari kulit buah labu kalabasah yang dikeringkan dan dibuang isinya. Ada dua jenis koteka, yaitu holim kecil halus, dan holim pendek besar. Saat dikenakan koteka diikatkan ke pinggang dengan tali halus agar tidak jatuh. Sebagai hiasan kadang ujung holim ada yang diberi hiasan bulu burung atau bulu ayam. Selain mengenakan koteka, laki-laki suku Dani mengenakan swesi topi bulat dari bulu burung, siloki inon, topi dari bulu kus-kus hitam, sekan anyaman rotan pada lengan dan pergelangan tangan, walimo hiasan dada semacam dasi terbuat dari anyaman kulit kayu, wam maik aksesoris dari taring babi, wali moken kulit kerang yang diikat pada dahi, cipat kalung penangkal guna-guna, serta senjata berupa wayeske panah dan busur, sege tombak panjang, dan mul perisai dari anyaman rotan. Sementara itu pakaian adat suku bangsa Yali hampir sama. Hanya saja laki-laki suku bangsa Yali mengenakan lilitan rotan yang menyerupai rok. Inilah ciri khas dari pakaian adat suku bangsa Yali yang tinggal berdampingan dengan suku bangsa Dani di lembah Baliem. Sumber Various sources from Search Google Image Indonesia. Kaum perempuan suku Dani mengenakan semacam rok yang disebut yokal. Rok ini terbuat dari serat kayu wam yang dipintal dengan rapi. Biasanya rok ini berwarna hitam, kuning dan kemerah-merahan. Warna warni ini berasal dari getah kulit atau bunga anggrek. Para gadis suku Dani memakai rok yang disebut sali. Rok ini terbuat dari bahan serat kem atau sejenis daun pandan. Cara memakainya dengan dililitkan seputar pinggang dan disimpulkan bagian perut. Demikian pembahasan tentang "Pakaian Adat Papua Lengkap, Gambar dan Penjelasanya" yang dapat kami sampaikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Papua Giyarto". Baca juga artikel kebudayaan Indonesia menarik lainnya di situs
MotifBatik Semen gendong. Motif batik solo semen gendong adalah jenis kain batik tulis yang umumnya dipakai oleh mempelai wanita dan juga pria saat sesudah selesai upacara pernikahan sebagai bentuk harapan supaya segera mendapatkan anak yang penurut, berbakti, dan soleh solehah (bila mempelai beragama Islam). 10. Motif Batik Bondet.
.
  • 2hy4ethtbw.pages.dev/227
  • 2hy4ethtbw.pages.dev/284
  • 2hy4ethtbw.pages.dev/105
  • 2hy4ethtbw.pages.dev/157
  • 2hy4ethtbw.pages.dev/310
  • 2hy4ethtbw.pages.dev/199
  • 2hy4ethtbw.pages.dev/220
  • 2hy4ethtbw.pages.dev/167
  • kebudayaan papua lengkap beserta gambar dan penjelasannya